Jumat, 31 Mei 2013

Matematika, Bukan Menghafal Rumus


HARIAN SINDO, Thursday, 04 November 2010
SELAMA ini matematika masih dipandang sebagai pelajaran yang sulit dan menakutkan bagi para siswa. Praktis nilai pelajar Indonesia di bidang matematika secara keseluruhan pun kurang membanggakan. 

Padahal, jika ditelusuri, Indonesia memiliki jam pelajaran yang lebih banyak ketimbang negara tetangga, Malaysia dan Singapura. Lantas apa yang menjadi penyebabnya? Menurut Konsultan Institute for Education Reform Universitas Paramadina Ahmad Thoha Faz ST, masalah ini berkaitan dengan cara penyampaian materi oleh para guru di sekolah yang dinilai kurang efektif. Menurut dia, guru mengajar secara “egois”, yakni mengajar tanpa mengetahui apa yang sebenarnya ada di pikiran siswa.
Ibarat dokter yang langsung memberikan terapi tanpa memberitahukan hasil diagnosis. “Padahal, pelajaran apa pun harus dikaitkan dengan cara berpikir siswa dan bukan muncul dengan konsep abstrak, namun konkret. Sebenarnya inilah tujuan pelajaran matematika,” kata alumnus Teknik Industri Institut Teknologi Bandung (ITB) ini. Maka, sering kali siswa hanya disuruh menghafal rumus oleh guru ketimbang mengajak siswa menggunakan nalarnya untuk berpikir.
“Jadi, pekerjaan mereka (siswa) menghafal berbagai rumus, dan besoknya lupa atau bingung rumus tersebut untuk aplikasi soal yang mana. Itu karena mereka hanya menghafal, bukan memahami,” kata Ir Helena Margaretha, Head Of Mathematics Department Universitas Pelita Harapan. Adapun pendiri Klinik Pendidikan MIPA Ir Ridwan Hasan Saputra MSi melihat kebanyakan metode pengajaran yang diterapkan guru hanya transfer ilmu pengetahuan semata.
Tanpa ada penjelasan lebih lanjut mengenai kegunaan ilmu tersebut dan aplikasinya yang bersinggungan dalam kehidupan. Kegiatan siswa di sekolah hanya menyimak pengajaran yang diberikan dan mencatat. Guru juga sangat jarang memberikan tugas kepada siswa, terutama di sekolah negeri.
“Seharusnya, guru memberikan penjelasan lewat studi kasus yang mungkin bisa dihubungkan dengan aktivitas sehari-hari siswa. Jadi, siswa pun merasa lebih dekat dengan materi yang disampaikan,” tutur Ridwan. (sri noviarni)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...